(WARTA LENSA INDONESIA, Bandarlampung)- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menghabiskan dana Rp 37,5 miliar untuk penyertaan modal ke lima Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Penyertaan modal tersebut dilakukan guna meningkatkan kinerja BUMD.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BUMD) Kota Bandar Lampung, M Nur Ramdhan merincikan Bank Waway memperoleh modal Rp5 miliar. Sementara Bank Syariah Bandar Lampung, PD Kebersihan dan PD Pasar masing-masing memperoleh Rp2,5 miliar.
“Perumda Air Minum Way Rilau memperoleh penyertaan modal tertinggi yakni Rp25 miliar,” kata M Nur Ramdhan, Senin (23/1).
M Nur Ramdhan menegaskan jika penyertaan modal yang diberikan pemerintah bukan untuk membayar gaji para karyawan. Melainkan untuk operasional dan pembelian mesin serta perawatan.
“Tapi kalau BUMD masih kecil dan belum mandiri kemakan untuk operasional. Seharusnya tidak boleh,” ujarnya.
Menurutnya, Bank Waway dan Bank Syariah Bandar Lampung sudah mandiri. Sementara BUMD lainnya masih mengandalkan penyertaan modal pemerintah.
“PDAM itu masih ada masalah utang, jadi susah lagi untuk mandiri,” jelasnya.
Lebih lanjut, M Nur Ramdhan mengaku jika BUMD belum bisa memberikan keuntungan maksimal pada PAD. Tercatat yang sudah memberikan pemasukan PAD yaini Bank Waway Rp6 miliar dan Bank Syariah Bandar Lampung Rp3 miliar.
“Hingga saat ini belum ada rencana untuk membentuk BUMD. Kita akan memaksimalkan BUMD yang ada,” ujarnya.